Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

resensi ''THE FALLEN''




   


  •  Judul                            : The Fallen
  • Pengarang / Editor        :  Thomas E. Sniegoski
  • Editor                           : Dhewiberta
  • Penerbit                        : Mizan FantasiTahun terbi  : 2003
  • Tebal buku                    : 309
  • Cetakan                        : Mizan Media Utama
  •  Jenis huruf                    : Times New Roman
  • Jenis kertas                   : Buram
  • Penghargaan                 : -
  • No. ISBN                     : 978-979-433-635-9


 Membaca novel ini dapat memperkaya pengolahan kata dengan kata kata yang lebih beragam karna pemilihan kata kata sulit sang penulis dapat membuat pembaca merasa penasaran dibandingkan dengan novel novel biasanya,penulis memakai bahasa yang mudah dicerna pembaca secara instan jadi lebih terkesan membosankan dan ceritanya dapat ditebak. Tapi novel ini membuat pembaca ingin memcanya berulang ulang.
  “Seorang pria tua dengan mata putih susu menggunakan tongkat runcing untuk menulis di atas loh dari tanah liat merah. Aron memandang ke sekelilingnya, dia berada dibangunan berkamar satu, sebuah pondok, yang sepertinya terbuat dari jerami dan bata lumpur berukuran besar. Lampu – lampu minyak primitive yang diletakkan disekelilingruangan menjadi satu – satunya sumber penerangan. Tercium bau aroma tubuh manusia dan air seni. Pria tua itu kurus kering, rambut dan janggutnya sangat panjang. Ada yang hidup disela sela bentangan rambutnya. Dia menyelesaikan menulis simboldi loh tanah liat, dan berlahan mendonggakkan kepalanya yang berambut kusut kearah Aron. Dia menunjuk peralatan menulisnya, dan dengan suara menggeram dia berkata, “Kau lah yang kulihat dimasa depan – dirimu yang kutulis sekarang.” Matanya yang buta berputar putar memuakkan dipelupuk matanya, dan Aron tiba tiba saja memikirkan bulan. Pria itu mengulurkan tangan kurusnya yang berlapis kulit tipis, hampir transparan dan penuh bercak – bercak, lalu memutar loh nya sehingga Aron dapat melihatnya – supaya dia membacanya. Memandangi tulisan primitif itu, Aron tau apa yang ditulis pria itu. Itu adalah semacam ramalan, sesuatu tentang bersatunya malaikat dengan manusia biasa, yang menciptakan jembatan untuk mereka yang jatuh. Pria itu menatapnya dengan berlahan meletakkan tangannya untuk menutupi matanya yang buta. “pergilah sekarang, kau sudah melihat takdirmu. Sekarang kau harus menggenapkannya.” Lalu hanya terdengar suara kepakan sayap.
 Aron Corbet bermimpi lagi, semakin hari semakin nyata sejak usia nya menginjak 18 tahun. Aron bukan sekedar keturunan malaikat terbuang, dibahunya tersemat ramalan ribuan tahun, menyadari hidupnya tidak lagi sederhana sebelumnya, memalui cuplikan buku yang dibacanya diperpustakaan kota yang berbunyi “… para malaikat yang dengan sengaja jatuh dari Surga supaya mereka dapat berhubungan dengan anak – anak perempuan manusia. Karena pada zaman itu manusia telah berpindah pihak, dan terlahir bagi mereka putri – putri yang cantik jelita. Dan ketika para malaikat, atau putra- purta surge, melihat mereka,mereka dipenuhi oleh nafsu; dan mereka berkata satu dengan yang lain, “Marilah kita memilih istri – istri dari bangsa manusia, supaya kita memperoleh anak”.” Sekelompok makhluk langit mengincar nyawanya. Dia harus bertahan hidup atau semakin banyak lagi jiwa tak berdosa yang menjadi korban. Disamping masalah berat itu, wajah Aron sungguh memerah saat Vilma Santiago mengomentarinya tampan. Masalahnya, vilma mengucapkannya dalam bahasa Portugis, bahasa yang tak pernah dia pelajari sebelumnya. Kejutan lain muncul ketika Gabriel, anjing periharaan nya menyapa dengan bahasa manusia. Bukan, bukan Gabriel yang mampu berbicara bahasa manusia. Aronlah yang bisa memahami bahasa anjing. Dirinya pasti sudah gila.
     Namun, bukan sebuah kegilaan karena keanehan – keanehan lain mendadak muncul. Dan puncaknya, kenyataan yang menyibak rahasia lahirnya. Sebuah ramalan penting, menyangkut keberadaan dirinyadan sebuah komunitas rahasia berusia ribuan tahun. Ramalana yang menjadi pemburuan tanpa henti dari para makhuk  langit.
      Kesimpulan diatas adalah sedikit ulasan dari novel The Fallen novel ini lebih ke arah fiktif daripada nyata karna menyangkat kata kata “malaikat” jadi lebih cenderung ke arah satu agama dan membuat agama lain binggung membacanya dan relative membuat pambaca yang  tidak terlalu mengerti soal ‘malaikat” itu membaca ulang untuk beberapa bagian dan itu sangat sulit dipahami, sedangkan  buku ini menceritakan tentang kehidupan remaja 18 tahun. Hal hal fiktif didalamnya mengandung arti bahwa kita tidak lupa akan kebaikan Tuhan atas kehidupan ini, buku ini juga menceritakan akibat emosi atau perlawanan yang berakibat pada kawan sendiri. Melalui buku ini kita dapat lebih menghargai arti pertemanan sesungguhnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar